1/09/2011

Tata cara menulis Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat semua sumber kutipan yang berupa pustaka. Pustaka yang dimaksud dalam pedoman ini ialah semua sumber kutipan yang berupa tulisan, gambar dan sejenisnya yang tersimpan dalam perpustakaan. Penulisan perpustakaan harus dengan jelas menunjukan suatu pustaka dari pustaka lainnya, sehingga mudah ditelusuri. Daftar pustaka memuat informasi tentang identitas pustaka acuan dengan lengkap dan jelas. Ada perbedaan dalam penulisan yang terletak pada bagian akhir dengan penulisan sumber kutipan yang terletak pada bagian utama karya ilmiah. Daftar pustaka memuat informasi yang lebih lengkap tentang pustaka yang diacu daripada sumber kutipan pustaka atau innote. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua sumber yang dijadikan acuan atau landasan penyusunan karya ilmiah.

Semua pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang bertanggungjawab. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Apabila informasi identitas sebuah pustaka yang diacu lebih dari satu baris, penulisan baris kedua dan seterusnya masuk lima ketukan dan berjarak 1 (satu) spasi, sedangkan jarak antara pustaka yang satu dengan pustaka yang berikutnya adalah 1,5 (satu setengah) spasi. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang bertanggungjawab tidak ada, yang ditulis dalam daftar pustaka adalah judul pustaka tersebut. Jika pustaka semacam yang telah disebutkan lebih dari satu, pencantumannya tetap menurut abjad. Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan adalah dengan cara sebagai berikut :

A. Pustaka acuan berupa buku.

Untuk urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku ialah : a). Nama penulis, b) Tahun terbit, c). Judul Pustaka beserta keterangannya, d). Tempat terbit atau kota terbit, dan e). Nama penerbit.

Jika tidak terdapat nama penulis  dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah : a). Nama lembaga yang bertanggungjwab b). Tahun terbit, c). Judul pustaka beserta keterangnnya, d) tempat terbit, dan e). Nama penerbit.

Setiap unsur pustaka dipisahkan oleh tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang diikuti oleh titk dua dan unsur nama yang harus dipisahkan oleh tanda koma. setelah tanda titik atau setelah titik dua ada jarak satu ketukan. contoh penulisan unsur pustaka acuan yang berupa buku diatur sebagai berikut :

a. Nama penulis
Nama penulis ada yang terdiri dari satu unsur, dua unsur, atau lebih dari dua unsur. Ketentuan pencantuman nama penulis adalah sebagai berikut :

1). Pencantuman nama penulis berdasarkan abjad, tanpa diberi nomor. Misalnya, jika nama penulis buku yang pertama Prof. Dr. Sumardjono dan nama penulis buku yang lain Dr.Ir. Baihaki, pencantuman dalam daftar pustaka adalah :
          Baihaki.
          Sumardjono.

2). Jika nama penulis buku terdiri atas dua unsur atau lebih, pencatumannya harus dibalik; unsur nama yang terakhir ditulis terlebih dahulu, kemudian tanda koma, diikuti unur nama didepan dengan disingkat. antara tanda koma dengan singkatan unsur nama diberik jarak 1 (satu) ketukan. Misalnya, pengarang buku yang diacu Abdul Haki dan pengarang buku lainnya Teodorus Albert Wenas, pencantumannya dalam daftar pustaka adalah :
                   Haki, A
                   Wenas T.A.

3).Jika penulis buku tersebut dua orang, nama penulis pertama dibalik, tetapi nama penulis lainnya tidak dibalik. Misalnya, jika penulis buku itu adalah Kabul Santoso dan Rudi Wibowo, penyajiannya adalah:
                   Santoso, K dan R. Wibowo.

4). Jika penulis buku terdiri dari tiga orang atau lebih, penyajiannya adalah nama penulis pertama dibalik, nama pengarang kedua, ketiga dan seterusnya ditulis tanpa dibalik. misalnya :
                 Idris, Z.husin; A. Tohari dan M. Singarimbun.

5). Jika penulisnya tidak ada, yang pertama dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan buku tersebut. misalnya :
                 Lembaga Administrasi Negara.

6). Jika ada dua buku atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama, penulisan nama pengarang cukup sekali, sedangkan pada buku yang kedua nama pengarang diganti dengan garis terputus-putus sepuluh ketuk mesin ketik yang diikuti tanda titik. Misalnya :
                Farida, Ida. 1995. Budidaya Lebah Madu. Jakarta: Gramedia.
                ......... 1996. Budidaya Tanaman Kedelai. Jakarta: Gramedia

7). Kalau buku yang diacu disusun oleh seorang editor, dibelakakng nama pengarang ditulis kata Ed. Misalnya :
               Koentjaraningrat (Ed)

8). gelar kesarjanaan tidak dituliskan dalam daftar pustaka. gelar keturunan masih dapat dipakai. mislanya, nama pengarang adalah Prof.Dr. Raden Mas Soegondo, penulis nama daftar pustaka adlaah :
               Soegondo, Raden Mas.

b. Tahun terbit.

1). Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan diakhiri dengan titik. Misalnya :
               Syahrani, Ridwan. 1990.

2). kalau dua buku ditulis oleh seorang pengarang, penyusunan urutannya berdasarkan tahun terbit yang terdahulu, misalnya :
            Sutiana, Dadi. 1986.
             ........... 1989

3). Kalau dua buku yang diacu ditulis oleh seorang pengarang dalam tahun yang sama, dibelakang tahun itu harus dibutuhkan huruf a dan b sebagai pembeda. misalnya :
           Muhammad, Suhedi. 1980a.
           ...........1980b.

4). Jika buku yang diacu tidak berangka tahun, dibelakang nama pengarang diberi keterangan tanpa tahun. mislanya :
            Yusrial (tanpa tahun)

c. Judul buku
Judul buku ditulis sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah atau cetak miring. Setiap huruf awal kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital. misalnya :
             Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia
atau
              Kridalaksana, harimurti. 1990.Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia

d. Tempat terbit 
Tempat terbit atau kota terbit diletakan sesudah judul dan diakhiri dengan titik dua. Misalnya :
Suhono, Budi. 1986. Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta:

e. Nama penerbit.

1). Nama penerbit dicantumkan sesudah nama terbit. Misalnya :

Suhono, Budi. 1986.Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum

2). Jika lembaga peenrbitan buku itu langsung dijadikan pennganti nama pengarang karena nama pengarang tidak ada, nama peenrbit tidak disebutkan lagi sesudah nama tempat terbit. Misalnya :

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. 1990. Himpunan Istilah Manajemen.Jakarta.

3). Jika pustaka acuan belum diterbitkan, misalnya disertasi dan makalah setelah pencantuman judul diberi ketreangan makalah (belum diterbitkan). Misalnya :

Mulyono, Rakhmad. 1987. Peranan Departemen Pekerjaan Umum dalam Pembangunan Nasional. Makalah (belum diterbitkan) pada seminar (lokakarya)

B. Pustaka acuan berupa ontologi.

a. Jika sumber acuan berupa ontologi dan yang diacu bukan tulisan editor, urutan penulisannya adalah nma pengarang, tahun terbit, judul tulisan, yang diacu diberi tanda petik, judul ontologi diberi garis bawah atau cetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Setelah pencantuman judul tulisan diberi kata Dalam. Misalnya :
Junus, U. 1986. "Kebudayaan Minangkabau". Dalam Koenjaraningrat (Ed.).Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

b. Jika yang diacu adalah tulisan editor, urutan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul ontologi diberi garis bawah atau dicetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Misalnya :
Koenjaraningrat (Ed.). 1986. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarat : Djambatan.

C. Pustaka acuan berupa majlah atau jurnal.
Sumber acuan yang diambil dari majalah dan jurnal urutan penulisannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit judul artikel diberi tanda petik, nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah dan keterangannya serta didahului kata Dalam, bulan terbit, tahun penerbitannya yang keberapa, tempat terbit dan nomor halaman. Misalnya :
Gadalla, B.J. 1981. "Professional Record for ESL Learners" Dalam Forum. (April, XIX). N0. 2 Jakarta : The Embassy of the United States of America p. 34-48.

D. Pustaka acuan berupa media masa/majalah/surat kabar.
jika sumber acuan diambil dari artikel dalam surat kabar ata media masa, urutan pencantumannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel diberi tanda petik, nama surat kabar/majalah dicetak miring atau digaris garis bawah dan didahuui kata Dalam, tanggal terbit, tempat terbit dan halaman pemuatan artikel. Misalnya :
Simanungkalit, T. 1987. "Demokrasi Kita Masih Belajar di Tingkat Dua". DalamPrioritas. 4 mei. Jakarta : halaman 4-5.

E. Pustaka acuan berupa terjemahan
Bila sumber aacuan merupakan karya terjemahan penulisannya sebagai berikut :
Martienez, A. 1987. Ilmu Bahasa : Pengantar. Terjemahan rahayu Hidayat dariElemen de Lingusitique General (1980). Yogyakarta : penerbit kanisius.

Semua dokumen yang dikutif dalam laporan penelitian (dipublikasikan atau tidak) serta penelitian lainnya harus ditulis pada bagain akhir laporan yaitu daftar pustaka. penulisan dfatar pustaka harus mengkuti standarisasi baku dan cukup rinci sehingga pembaca dapat dengan mudah mencari sumber asli dari kutipan yang ada pada laporan riset tersebut. daftar pustaka perlu dibuat berurutan mengikuti urutan alfabetis berdasarkan abjad nama pengarang buku, artikel ilmiah, laporan riset ataupun artikel lainnya. dalam urutan abjad itu, buku yang dicetak menduudki kelompok pertama, kemudian jurnal menduduki urutan kedua sedang ketiga adalah kelompok pustaka yang tidak diterbitkan (skripsi, tesis, disertasi masuk dalam kelompok ini).
Sumber :
Turbian, K. 1973. A Manual for Writers of Term Papers, Theses and Dissertations. 4th. Ed. The University of Chicago Press. Chicago.
Read More ..

Jenis jenis Kutipan dan Teknik Mengutip


a. Kutipan langsung 
Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah

Contoh kutipan Langsung

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3). ( Contoh kutipan Langsung 1# )
-------------------------------------------------------
Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. ( Contoh kutipan Langsung 2# )
--------------------------------------------------------
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara 1 ( Contoh kutipan Langsung 3# )

b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut. 


Contoh kutipan Tidak Langsung

Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis. ( Contoh kutipan Tidak Langsung 1# )
-------------------------------------------------------
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf, 1983:3). ( Contoh kutipan Tidak Langsung 2# )
-------------------------------------------------------
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis1). ( Contoh kutipan  TidakLangsung 3# )

Seperti halnya penulisan data, penulisan kutipan (referensi) ini juga harus menyebutkan sumber kutipan tersebut. Seperti contoh di atas menyebutkan bahwa sumber diambil dari buku karangan Gorys Keraf, yang terbit pada tahun 1983, dan sumber tersebut terdapat di halaman 3. Informasi mengenai penerbit dan judul buku dapat dilihat di Daftar Pustaka atau Bibliografi. Pada contoh terakhir hanya ditulis angka 1, menyatakan bahwa keterangan sumber dicantumkan di bawah halaman yang disebut dengan catatan kaki.

Teknik Mengutip

1. Kutipan langsung
1) yang tidak lebih dari empat baris :
a) kutipan diintegrasikan dengan teks
b) jarak antar baris kutipan dua spasi
c) kutipan diapit dengan tanda kutip
d) sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

2) yang lebih dari empat baris :
a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
b) jarak antar kutipan satu spasi
c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
d) kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2. Kutipan tak langsung
1) kutipan diintegrasikan dengan teks
2) jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3) kutipan tidak diapit tanda kutip
4) sesudah selesai diberi sumber kutipan

3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

4. Kutipan atas ucapan lisan

Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

5. Kutipan dalam kutipan

Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara :
1) bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tungggal atau tanda kutip ganda.
2) bila kutipan asli memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan mempergunakan tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.

f. Kutipan langsung dalam materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hinggga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh :
“Jelas,” kata Prof. Haryati, ”kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”
Read More ..
 

Term of Use

Beberapa artikel dan postingan yang ada disini murni hasil tulisan tangan dari saya, pembaca dapat menggunakan artikel ini dengan syarat mencantumkan sumber artikel.

Download Chrome

Copyright © 2016 - BlackAntzz is powered by Rhatomi.com - All rights reserved